KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
Kata-kata
baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai
dengan perkembangan zaman.
Kebakuan
kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang
ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang
disepakati terbentuk.
CIRI-CIRI
KATA-KATA BAKU :
RAGAM BAHASA INI LAZIM DIGUNAKAN DALAM:
1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
RAGAM BAHASA INI LAZIM DIGUNAKAN DALAM:
1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
RAGAM BAHASA BAKU DAPAT DITANDAI DENGAN CIRI-CIRI SEBAGAI BERIKUT:
1. Penggunaan Kaidah Tata Bahasa
Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara ekspilisit dan konsisten. Misalnya:
Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara ekpilisit dan konsisten
Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk secara ekspilisit.
Pemakaian pola frase untuk peredikat: aspek+pelaku+kata kerja secara konsisten.
Bahasa
Baku
Surat anda sudah saya terima.
Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan.
Surat anda sudah saya terima.
Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan.
Bahasa
Tidak Baku
Surat anda saya sudah terima.
Acara berikutnya kami akan putarkan lagu-lagu perjuangan
Pemakaian konstruksi sintensis.
Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsure gramatikal bahasa daerah.
Surat anda saya sudah terima.
Acara berikutnya kami akan putarkan lagu-lagu perjuangan
Pemakaian konstruksi sintensis.
Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsure gramatikal bahasa daerah.
Bahasa
Baku
dia mengontrak rumah di Kebayoran lama
Mobil paman saya baru
dia mengontrak rumah di Kebayoran lama
Mobil paman saya baru
Bahasa
Tidak Baku
Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama.
Paman saya mobilnya baru.
Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama.
Paman saya mobilnya baru.
2.
Penggunaan Kata-Kata Baku
Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus.
Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus.
Bahasa
Baku Bahasa Tidak Baku
- cantik sekali - cantik banget
- lurus saja - lempeng saja
- masih kacau - masih sembraut
- uang – duit
- tidak mudah - enggak gampang
- diikat dengan kawat - diikat sama kawat
- bagaimana kabarnya - gimana kabarnya
- cantik sekali - cantik banget
- lurus saja - lempeng saja
- masih kacau - masih sembraut
- uang – duit
- tidak mudah - enggak gampang
- diikat dengan kawat - diikat sama kawat
- bagaimana kabarnya - gimana kabarnya
3. Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (singkat EyD)
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- bersama-sama - bersama2
- melipatgandakan - melipat gandakan
- pergi ke pasar - pergi kepasar
- ekspres - ekspres, espres
- sistem – sistim
4.
Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan
Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan.
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- atap – atep
- menggunakan – menggaken
- pendidikan - pendidi’an
- kalaw - kalo,kalo’
- habis – abis
- dengan – dengen
- subuh – subueh
- senin – senen
- mantap – mantep
- pergi – pigi
- hilang – ilang
- dalam – dalem
Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan.
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- atap – atep
- menggunakan – menggaken
- pendidikan - pendidi’an
- kalaw - kalo,kalo’
- habis – abis
- dengan – dengen
- subuh – subueh
- senin – senen
- mantap – mantep
- pergi – pigi
- hilang – ilang
- dalam – dalem
5.
Penggunaan Kalimat Secara Efektip
Keefektipan kalimat ini dapat dicapai antara lain dengan:
• Susunan kalimat menurut aturan tata bahasan yang benar, misalnya:
Keefektipan kalimat ini dapat dicapai antara lain dengan:
• Susunan kalimat menurut aturan tata bahasan yang benar, misalnya:
Bahasa
Baku
- Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya merasa tidak aman.
- Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya merasa tidak aman.
Bahasa
Tidak Baku
- Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya.
• Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat. Misalnya:
• Bahasa Baku
- Dia datang ketika kami sedang makan.
- Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.
- Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya.
• Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat. Misalnya:
• Bahasa Baku
- Dia datang ketika kami sedang makan.
- Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.
Bahasa
Tidak Baku
- Ketika kami sedang makan dia datang.
- Loket belum dibuka dan hari tidak hujan.
• Penggunaan kata secara tepat dan efesien. Misalnya:
• Bahasa Baku
- Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.
- Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras.
- Ketika kami sedang makan dia datang.
- Loket belum dibuka dan hari tidak hujan.
• Penggunaan kata secara tepat dan efesien. Misalnya:
• Bahasa Baku
- Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.
- Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras.
Bahasa
Tidak Baku
- Korban kecelakaan bulan ini naik.
- Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras.
• Penggunaan pariasi kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan. Misalnya:
Kalimat Biasa
- Dia pergi dengan diam-diam.
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Pergilah daia dengan diam-diam.
- Dengan pisaulah dikupasnya mangga itu.
- Korban kecelakaan bulan ini naik.
- Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras.
• Penggunaan pariasi kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan. Misalnya:
Kalimat Biasa
- Dia pergi dengan diam-diam.
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Pergilah daia dengan diam-diam.
- Dengan pisaulah dikupasnya mangga itu.
Sumber dari : wikipedia dan By Pratama Rizki Martanto
Berikut
ini beberapa contoh kalimat baku dan juga kalimat non baku.
Kalimat tidak baku: Bilang dulu dong kalau mau ngambil saya punya barang
Kalimat baku: Bicarakan dahulu kalau ingin mengambil barang saya
Kalimat tidak baku: Pemulung dilarang masuk kawasan ini
Kalimat baku: Pemulung dilarang memasuki kawasan ini
Kalimat tidak baku: Pengemudi itu memang kebangetan
Kalimat baku: Pengemudi itu memang keterlaluan
Kalimat tidak baku: Bilang dulu dong kalau mau ngambil saya punya barang
Kalimat baku: Bicarakan dahulu kalau ingin mengambil barang saya
Kalimat tidak baku: Pemulung dilarang masuk kawasan ini
Kalimat baku: Pemulung dilarang memasuki kawasan ini
Kalimat tidak baku: Pengemudi itu memang kebangetan
Kalimat baku: Pengemudi itu memang keterlaluan
___________________________________________________________________________
Di antara penggunaan kata baku dan kata tidak baku memang tidak ada larangan yang pasti. Namun dalam bahasa yang lebih formal, kita lebih baik menggunakan kalimat baku karena terlihat lebih sopan.
Di antara penggunaan kata baku dan kata tidak baku memang tidak ada larangan yang pasti. Namun dalam bahasa yang lebih formal, kita lebih baik menggunakan kalimat baku karena terlihat lebih sopan.
0 comments:
Post a Comment